Tadi malam saya menghadiri undangan syukuran HUT Telkomsel ke-22 yang mengangkat tema "Perjalanan Memajukan Negeri" di Grand Ballroom Ritz Carlton Pacific Place Jakarta. Acaranya sangat menarik karena menceritakan perjalanan Telkomsel dari awal sampai sekarang dengan berbagai inovasi untuk memajukan bangsa.
Business Performance Telkomsel sangat bagus, jauh leading dibandingkan dengan kompetitor-nya. Berdasarkan annual report 2016 yang resmi direlease oleh Telkomsel, revenue total tahun 2016 sebesar 86,7 trilyun rupiah dengan pertumbuhan sebesar 14% diabndingkan tahun lalu, Ebitda sebesar 49,8 trilyun ruoiah dengan growth 17%, sedangkan Net Income 28,2 trilyun tumbuh 26%. Jumlah pelanggan Telkomsel pada akhir tahun 2017 sebanyak 173,9 juta yang didukung oleh 129 ribu BTS aktif di seluruh Indonesia.
Sambutan Dirut Telkomsel Pak Ririek Adriansyah |
Agar terus kompetitif dan menjadi leading di industrinya, Telkomsel mulai tahun 2012 serius melakukan transformasi menjadi Digital Company with a focus transforming its business, people, organization and corporate culture. Telkomsel key goal is to empower people by delivering innovative digital products and services with faster connection speed.
Sambutan Pak Arief Yahya |
Telkomsel tumbuh dan besar menjadi Telco no 1 di Indonesia dan nomer 6 dengan pelanggan terbesar di dunia ini, tak lepas dari tokoh-tokoh pendirinya. Awal pembangunan pemancar (BTS) Telkomsel dimuali tahun 1993, ketika itu saya masih kuliah di STTTelkom, saya kurang begitu tahu banyak lika-liku pendirian Telkomsel. Dan alhamdulillah saya mendapatkan informasi dari salah satu tokoh pejuang Telkomsel yaitu Pak Garuda Sugardo. Berikut saya petikan tulisan beliau semalam "HUT TELKOMSEL KE-22 MEMAJUKAN NEGERI. UNTOLD STORY BEHIND THE HISTORY".
Jumat 14 Juli 2017 malam.
Jakarta bercuaca cerah, sejuta bintang di langit bersinar manja dirayu angin yang semilir penuh gairah. Di ballroom Hotel Ritz Carlton, PP SCBD, Telkomsel menyelenggarakan ulang tahunnya yang ke-22.
Bila revenue Telkomsel saat ini setahun Rp90 Triliun, maka berarti isi kasnya bertambah Rp250 Miliar setiap hari. Sementara 4 telco seluler yang lain megap-megap kekurangan oksigen, sebaliknya tahun 2017 Telkomsel menatap pemasukan di atas Rp100 Triliun. Ini berarti 3x lipat dari kemampuan induknya.
Rahasianya? Karena mayoritas kita semua adalah pelanggan setia Telkomsel!
Pada perayaan HUT Telkomsel kali ini Menteri Pariwisata Arief Yahya menyampaikan pidato inspirasional; ada acara NextDev Academy dan hiburan Merah Putih.
Saya membagi proses kelahiran Telkomsel atas 3 tahapan. Episode I adalah Pilot Project GSM Batam-Bintan (PP GSM BB) saat mana saya menyandang posisi sebagai KaPro Sistem Telepon Kendaraan Bergerak (STKB). Episode II adalah heboh rebutan saham pra-Telkomsel; dan ke-III tahap PT Telkomsel usia muda 1995 -1998.
Episode pertama dimulai ketika tanggal 14 Juli 1993 Menristek BJ Habibie meng-ACC-kan sistem GSM sebagai standar sistem seluler Indonesia. Disposisinya ditulis di atas sehelai kertas yang memuat ringkasan hasil studi banding STKB. Sebuah keputusan yang brilian dan hebat! Saat ini? pastilah tidak seorang Menteri pun yang berani memutuskan sesuatu tanpa legalitas Kepmen.
Dengan "penetapan" itu, maka dimulailah PP GSM Batam-Bintan di bawah supervisi Depparpostel. Perlu perjuangan keras Telkom untuk meyakinkan Menparpostel Joop Ave (alm) bahwa Telkom-lah yang berhak melaksanakan proyek ini. Alhamdulillah dalam waktu 50 hari tanpa libur, Tim STKB mampu menyelesaikan proyek pada 31 Desember 1993.
Setelah ProSTKB menyelesaikan segala persyaratan internasional, pada Jumat siang 2 September 1994, mewakili Menparpostel, Menristek/Ka Otorita Batam BJ Habibie meresmikan Proyek GSM Telkomsel Batam-Bintan. Dengan momen itu pak Habibie menuntaskan peran beliau pada lintasan sejarah PT Telkomsel. Terima kasih, pak. Salam hormat.
Episode II, ini mirip kisah "papa minta saham" yang kemarin. Dengan alasan persiapan IPO di bursa New York 1994, dengan dukungan Depparpostel, Indosat mencoba mengakali saham Telkomsel 50%. Tampil sebagai dewa penyelamat Telkom adalah MenKeu "Mr. Clean" Mar'ie Muhammad (alm). Tanggal 31 Agustus 1994, tanpa ragu beliau menetapkan bahwa Telkom adalah pemegang mayoritas saham 51% dan Indosat 49%. Sementara itu Tim STKB terus melakukan ekspansi di beberapa provinsi di Sumatera.
Setelah IPO Indosat listing, melalui lobby tingkat langit, tanggal 2 November 1994 PT Telekomindo Primabhakti datang memaksa berinvestasi di Telkomsel dan meminta saham 50%. Situasi menjadi khaos sekali, karena Telkom akan dilusi menjadi 25,5% dan Indosat 24,5%. KaPro STKB pun membandel dan menyembunyikan file Telkomsel.
MenKeu Mar'ie untuk kedua kalinya mengeluarkan SK yang isinya agar pembentukan PT Telkomsel dengan komposisi Telkom-Indosat direalisasikan dulu. Hormat dan apresiasi kepada pak Mar'ie, karena keteguhan beliaulah maka Telkom kita memiliki saham mayoritas di Telkomsel. Chief RA dan Ahmad Santosa tahu persis lika-liku kisah ini.
Pat-gulipat dan polemik tentang perebutan saham Telkomsel akhirnya selesai. Tanggal 22 Mei 1995, MenKeu sebagai "pemilik BUMN", mengeluarkan SK dengan menetapkan susunan Komisaris dan Direksi PT Telkomsel. Empat hari kemudian dilakukan prosesi pembentukannya dan itulah hari lahir Telkomsel, Jumat 26 Mei 1995.
Bagi saya pribadi, Mar'ie Muhammad adalah the real hero. Berkat integritas beliau, PT Telkomsel anak perusahaan dari dua BUMN (Telkom dan Indosat) akhirnya terbentuk. DirKeu Telkom saat itu, pak Muljo, adalah saksi hidupnya.
Di episode ketiga, Dirut Koesmarihati banyak memberikan dukungan ketika saya selaku Diryasa memimpin pembanguan Telkomsel di seluruh Provinsi NKRI. Hambatan kegiatan penggelaran di area rural dan IBT justru datang dari manajemen pemegang saham (Telkom, Indosat dan PTT Belanda). Tapi Menko Polkam Jenderal (purn) Susilo Soedarman yang mantan Pangkowilhan IBT memberi angin dengan kebijakan "go to east"-nya. Saya ikuti filosofi kavaleri beliau: Tank tempur hanya kenal maju dan menyerang. Plus diilhami semboyan Kopassus: Lebih baik pulang nama daripada gagal menyalakan BTS; Telkomsel muda menuntaskan tapak coverage nasional Sabang-Merauke (termasuk Timor Timur yang akhir Agustus 1999 lepas percuma). Semua terhampar bagai karpet Nusantara dalam waktu kurang dari dua tahun belaka.
Sejak mula Telkomsel memang pantang menjadi operator pecundang yang hanya memiliki cakupan "tapak jinjit" dengan menyasar pelanggan di bilangan kota saja.
Pengorbanan acap bermakna korban dalam arti apa adanya. Dengan dalih over coverage dan over capacity versi Belanda, di hari Jumat 31 Juli 1998 seluruh Direksi Telkomsel first era digusur habis. Namun apa yang terjadi kemudian? Tahun 2002 investor Belanda malah profit taking melepas sahamnya ke Singtel; dan nyatanya kekuatan utama Telkomsel sekarang adalah intensitas coverage layanannya yang meng-Indonesia Raya. Kunci sukses Telkomsel adalah komitmen kebangsaannya, coverage NKRI dan inovasinya sejak lahir. Sejarah tak ubahnya cinta, dia tetap terdengar dalam keheningan, terlihat dalam kegelapan dan terasa hangat dalam kejauhan.
Di dalam ruangan acara yang semarak belum lagi usai. Teringat saya para sahabat kala pertama mengudarakan GSM Telkomsel di Pulau Batam. Sebahagian dari mereka telah pergi dan tak akan kembali. Di alam baqa sana tentulah mereka tersenyum bangga karena perjuangannya meniscayakan Telkomsel sebagai Pandu Bendera Seluler Indonesia telah terwujud. Bila yang lain melupakanmu, biarkan diriku setulusnya mengingat dan mendoakanmu. Aamiin YRA.
Tugas generasi penerus sekarang adalah merebut kembali saham Telkomsel dari pihak asing. Ayo! Demi bangsa dan negara, di era Nawacita Presiden Jokowi, kiranya nothing is impossible. Bila PT Free Port yang Amerika bisa, mengapa tidak dengan Telkomsel?
Dirgahayu Telkomsel 22 tahun.
Saya orang Indonesia!
Saya pakai Telkomsel!
Salam, garuda sugardo,
SCBD Jakarta, 14 Juli 2017 di anjak malam. (Sebagian adalah petikan dari buku "Garuda Sugardo Mobile").
Comments
Post a Comment