Di bulan Juli nanti saya akan mengikuti executive education di Harvard Business School dengan fokus pada Disruptive Strategy. Insyaallah nanti saya share insight terkait konten yang diajarkan. Namun sebelumnya, saya coba share overview dari Disruptive Technology tersebut.
Disruptive strategy atau strategi gangguan merujuk pada pendekatan yang digunakan oleh perusahaan atau organisasi untuk mengganggu pasar yang ada dengan memperkenalkan inovasi baru atau model bisnis yang mengubah paradigma yang ada. Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Clayton M. Christensen dalam bukunya yang berjudul "The Innovator's Dilemma" pada tahun 1997.
Dalam strategi gangguan, perusahaan berusaha memasuki pasar yang sudah mapan dengan memanfaatkan kelemahan atau celah yang ada dalam model bisnis yang sudah ada. Biasanya, perusahaan-perusahaan besar yang sudah menguasai pasar memiliki kecenderungan untuk fokus pada kebutuhan pelanggan yang sudah ada dan meningkatkan produk atau layanan yang sudah ada. Hal ini memberikan peluang bagi perusahaan yang lebih kecil atau baru untuk memasuki pasar dengan inovasi yang berbeda dan lebih terjangkau.
Perusahaan yang menerapkan strategi gangguan biasanya mengincar segmen pasar yang diabaikan oleh perusahaan-perusahaan besar, seperti konsumen yang tidak mampu atau kurang terlayani. Mereka menciptakan produk atau layanan yang lebih sederhana, murah, atau dengan fitur-fitur baru yang memenuhi kebutuhan yang belum terpenuhi.
Contoh strategi gangguan yang terkenal adalah perusahaan Netflix yang mengganggu industri penyewaan DVD dengan memperkenalkan model bisnis streaming konten online. Sebelumnya, perusahaan-perusahaan besar seperti Blockbuster mendominasi pasar dengan menyewakan DVD fisik. Namun, Netflix menyediakan akses langsung ke konten melalui internet, yang mengubah cara orang mengonsumsi film dan acara televisi.
Strategi gangguan juga dapat diterapkan di berbagai industri lainnya, seperti transportasi (contohnya Uber dan Grab), perhotelan (contohnya Airbnb), atau ritel (contohnya Amazon). Dalam semua kasus tersebut, perusahaan-perusahaan ini berhasil mengubah cara bisnis dilakukan dalam industri yang sudah ada dengan memanfaatkan teknologi dan inovasi baru.
Namun, strategi gangguan tidak selalu berhasil. Perusahaan yang menerapkannya harus menghadapi tantangan seperti perlawanan dari pesaing yang sudah mapan, masalah regulasi, dan adaptasi konsumen terhadap perubahan. Keberhasilan strategi gangguan juga tergantung pada kemampuan perusahaan untuk beradaptasi dengan pasar dan terus melakukan inovasi guna mempertahankan keunggulannya.
Secara keseluruhan, strategi gangguan adalah pendekatan yang digunakan oleh perusahaan atau organisasi untuk mengubah cara bisnis dilakukan dalam suatu industri dengan memperkenalkan inovasi yang mengganggu pasar yang sudah ada.
Comments
Post a Comment