Rita Gunther McGrath, dalam bukunya yang provokatif "The End of Competitive Advantage", mengguncang fondasi pemikiran strategis tradisional. Ia menantang gagasan Sustainable Competitive Advantage (SCA) yang menganjurkan perusahaan untuk membangun keunggulan kompetitif yang tahan lama.
Di era digital yang dinamis, McGrath berpendapat bahwa SCA sudah usang. Disrupsi teknologi, globalisasi, dan perubahan perilaku konsumen yang cepat membuat keunggulan kompetitif bersifat sementara.
McGrath mengajak perusahaan untuk beralih dari mengejar SCA yang abadi ke "transient competitive advantages", yaitu keunggulan kompetitif yang bersifat sementara.
Mengapa Transient Competitive Advantage?
- Keunggulan Kompetitif Bersifat Fana: Perusahaan harus menyadari bahwa di era digital, tidak ada keunggulan yang bertahan selamanya.
- Arena Kompetitif yang Dinamis: Perusahaan perlu fokus pada "arena" kompetitif yang spesifik di mana mereka dapat menciptakan dan memanfaatkan keunggulan sementara.
- Adaptasi adalah Kunci: Fleksibilitas, eksperimen, dan pembelajaran yang berkelanjutan penting bagi perusahaan untuk beradaptasi dengan cepat.
- Inovasi Berkelanjutan: Inovasi bukan lagi pilihan, tetapi keharusan bagi kelangsungan hidup perusahaan.
Pemikiran McGrath mengharuskan perusahaan untuk:
- Menjadi lebih agile dan adaptif.
- Merancang strategi yang lebih dinamis dan fleksibel.
- Menempatkan inovasi sebagai prioritas utama.
- Membangun budaya yang mendukung eksperimen dan pembelajaran.
McGrath menawarkan kerangka kerja "transient competitive advantage" yang menekankan fleksibilitas, kecepatan, dan inovasi. Kerangka kerja ini membantu perusahaan untuk berkompetisi di lingkungan bisnis yang cepat berubah.
Ide-ide McGrath, meskipun provokatif, sangat relevan dengan kenyataan bisnis saat ini. Di era disrupsi, perusahaan harus terus beradaptasi dan berinovasi untuk mempertahankan daya saing. Transient competitive advantage adalah kunci untuk menavigasi lanskap bisnis yang terus berubah.
Comments
Post a Comment