Model Diskon Dividen (DDM): Pendekatan Fundamental untuk Valuasi Ekuitas

Model Diskon Dividen (DDM) adalah metode yang digunakan dalam valuasi ekuitas, yang termasuk dalam kategori yang lebih luas dari model Arus Kas yang Didiskontokan (Discounted Cash Flow / DCF). Model DCF menentukan nilai intrinsik suatu aset dengan menghitung nilai sekarang dari arus kas masa depan yang diharapkan. Ketika menilai ekuitas, DDM berfokus pada dividen sebagai arus kas yang diterima investor. 

Ide Inti

Ide dasar di balik DDM adalah bahwa nilai suatu saham adalah nilai sekarang dari semua dividen masa depannya. Ini didasarkan pada prinsip bahwa pengembalian yang diperoleh investor dari kepemilikan saham terutama berasal dari dividen yang mereka terima.   

Periode Kepemilikan Tunggal

Untuk investor yang berencana untuk memegang saham selama satu tahun, rumus DDM adalah:

V0 = (D1 + P1) / (1 + r)

Di mana:

  • V0 = Nilai saham hari ini 

  • D1 = Dividen per saham yang diharapkan untuk Tahun 1 

  • P1 = Harga per saham yang diharapkan pada akhir Tahun 1 

  • r = Tingkat pengembalian yang disyaratkan atas saham 

Rumus ini menghitung nilai sekarang dari dividen yang diharapkan pada akhir tahun dan perkiraan harga jual saham pada akhir tahun. 

Periode Kepemilikan Ganda

Jika seorang investor berencana untuk memegang saham selama lebih dari satu tahun, rumusnya diperluas untuk memasukkan nilai sekarang dari setiap dividen yang diharapkan selama periode kepemilikan, ditambah nilai sekarang dari perkiraan harga jual pada akhir periode kepemilikan.  

Untuk model n-periode, rumusnya adalah:

V0 = (D1 / (1 + r)1) + (D2 / (1 + r)2) + ... + (Dn / (1 + r)n) + (Pn / (1 + r)n)

Dalam jangka panjang, jika periode kepemilikan berlangsung tanpa batas waktu, nilai saham adalah nilai sekarang dari semua dividen masa depan yang diharapkan. 

Model Pertumbuhan Gordon

Versi sederhana dari DDM, yang dikenal sebagai Model Pertumbuhan Gordon, digunakan ketika dividen diasumsikan tumbuh pada tingkat konstan tanpa batas waktu. Rumus untuk Model Pertumbuhan Gordon adalah: 

V0 = D1 / (r - g) atau V0 = D0 (1 + g) / (r - g)

Di mana:

  • g = Tingkat pertumbuhan konstan yang diharapkan dalam dividen 

  • D0 = Dividen per saham yang diharapkan untuk tahun 0 

  • D1 = Dividen per saham yang diharapkan untuk tahun 1 

  • r = Tingkat pengembalian yang disyaratkan atas saham 

Pertimbangan Penting

  • Tingkat Pengembalian yang Disyaratkan (r): Ini adalah pengembalian yang disyaratkan investor untuk memberi kompensasi kepada mereka atas risiko investasi dalam saham. 

  • Tingkat Pertumbuhan Dividen (g): Estimasi tingkat pertumbuhan dividen di masa depan sangat penting. Tingkat pertumbuhan yang berkelanjutan dapat diperkirakan dengan: g = b x ROE  

    • Di mana b adalah tingkat retensi laba, dan ROE adalah pengembalian atas ekuitas.  
  • Model Pertumbuhan Gordon paling cocok untuk perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang stabil. 

Penggunaan dan Kepentingan

DDM adalah alat fundamental dalam valuasi ekuitas. Meskipun penggunaannya bervariasi, itu tetap merupakan model penting dalam penelitian ekuitas akademis dan praktisi.  

Contoh 1: Periode Kepemilikan Tunggal

Misalkan Anda ingin membeli saham PT ABC dan berencana untuk memegangnya selama satu tahun. Anda memperkirakan dividen yang akan dibayarkan PT ABC tahun depan adalah Rp 1.000 per lembar saham. Harga saham PT ABC diperkirakan akan menjadi Rp 15.000 pada akhir tahun. Tingkat pengembalian yang Anda inginkan untuk saham PT ABC adalah 12%.

Maka, nilai saham PT ABC menurut DDM adalah:

V0 = (D1 + P1) / (1 + r)

V0 = (Rp 1.000 + Rp 15.000) / (1 + 0,12)

V0 = Rp 16.000 / 1,12

V0 = Rp 14.285,71

Jadi, berdasarkan perhitungan DDM, nilai wajar saham PT ABC saat ini adalah Rp 14.285,71. Jika harga pasar saham PT ABC saat ini lebih rendah dari nilai ini, maka saham tersebut dianggap undervalued dan layak untuk dibeli.

Contoh 2: Model Pertumbuhan Gordon

Misalkan Anda ingin menilai saham PT XYZ, sebuah perusahaan yang stabil dengan pertumbuhan dividen yang konsisten.  

  • Dividen per lembar saham PT XYZ tahun ini (D0) adalah Rp 500.   

  • Anda memperkirakan dividen PT XYZ akan tumbuh sebesar 5% per tahun secara konstan.   

  • Tingkat pengembalian yang Anda inginkan untuk saham PT XYZ adalah 10%. 

Maka, nilai saham PT XYZ menurut Model Pertumbuhan Gordon adalah:

V0 = D0 (1 + g) / (r - g)

V0 = Rp 500 (1 + 0,05) / (0,10 - 0,05)

V0 = Rp 525 / 0,05

V0 = Rp 10.500

Jadi, berdasarkan Model Pertumbuhan Gordon, nilai wajar saham PT XYZ adalah Rp 10.500.

Contoh 3: Menghitung Tingkat Pertumbuhan Dividen (g)

PT DEF memiliki data keuangan sebagai berikut:

  • Laba bersih per saham = Rp 2.000    

  • Dividen per saham = Rp 800   

  • Return on Equity (ROE) = 15%   

Maka,

  • Tingkat retensi laba (b) = (Laba bersih per saham - Dividen per saham) / Laba bersih per saham = (Rp 2.000 - Rp 800) / Rp 2.000 = 0,6 atau 60%  

  • Tingkat pertumbuhan dividen (g) = b x ROE = 0,6 x 0,15 = 0,09 atau 9%  

Tingkat pertumbuhan dividen ini kemudian dapat digunakan dalam Model Pertumbuhan Gordon untuk menghitung nilai wajar saham PT DEF.

Buku: AI-Powered Strategic Management

Comments